Kamis, 07 April 2011

Cinta, kalian, dan aku




Memergoki pria dan wanita orang yang berjalan bersisian .Si pria cerewet minta maaf pada si wanita yang menurutnya sedang ngambek.
Lalu kugoda mereka (gimana enggak? mereka ribut dibelakangku). Serta merta si wanita merona dan berkata kalau ia malu, ngga enak.
Haha, lantas kenapa masih diteruskan jalan berduaanya kalau malu? Atau justru..kalian ingin digoda? Jadi pusat perhatian?

Aah, bahkan aku mengenalmu sebagai seorang pejuang dakwah kampus, ah kawanku...

Maafkan kawan, bukan maksudku untuk menyindirmu (jika tanpa sengaja kau membaca catatanku ini). Aku hanya ingin mengingatkanmu akan yang benar, jika sekiranya menyimpang. Sesama muslim sudah seharusnya kita saling mengingatkan, bukan? Ilmu agamaku mungkin memang masih sedikit, bahkan aku yakin kau lebih tahu mengingat jabatanmu di organisasi dakwah itu (karena saya yakin mereka tidak akan sembarangan memilih, apa lagi dalam hal pengetahuan agama).Tapi untuk hal yang seperti ini, hubungan antara lelaki dan wanita, aah.. anak SD (yang setidaknya rajin ngaji) pun sudah tahu. Meski mereka belum mengerti.

Dan kau, dan aku, seharusnya lebih MENGERTI, kawan. Disukai atau tidak, karena kedewasaan kita.

Aku tidak merasa bahwa diriku benar, hatiku banyak bopeng disana sini. Justru karena itu, marilah kita belajar bersama. Saling mengingatkan akan kebaikan, akan jalan yang lurus. Akan indahnya cinta yang kelak kita nikmati dengan halal kelak ^^.

Dan mengutip kaliamt seorang kakak kelas yang amat saya kagumi pemikiran simpel namun amat bermakna-nya, Kak Bagas Triyatmojo ^^. "
"yang salah dari pacaran BUKANLAH tentang perasaannya, tetapi CARA yang dilakukan untuk menyatakan perasaan itu..."
Rasa yang kalian rasakan (cinta mungkin, kalian menyebutnya) memang tidak bersalah, sama sekali tak berdosa. Itu fitrah.
Tapi cara mengungkapkannya yang salah.
Jangan ikuti nafsu, bisikan menggoda setan yang menjelma lewat gadis atau pria pujaanmu, dalam mimpi-mimpimu.

“Janganlah salah seorang dari kamu berduaan dengan seorang wanita, karena setanlah yang akan menjadi orang ketiganya.” (HR. Ahmad, At Tirmizi, An Nasa’i dan dishahihkan oleh Al Albani)


Jangan terburu menikmati indahnya, karena..kelak jika kita bisa saling menjaga, akan terasa lebih manis nanti. Seperti buah yang diperam. Yang demi manisnya, kita rela menanti lebih lama. Hanya butuh kesabaran, kawan =)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu menyatu dan merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum: 21)


*teruntuk pula diriku yang lupa dan lalai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar